watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

AKIBAT BUAH TERLARANG

Istri sudah punya. Anak juga sudah sepasang.
Rumah, meskipun cuma rumah BTN juga sudah
punya. Mobil juga meski kreditan sudah punya.
Mau apalagi? Pada awalnya aku cuma iseng-
iseng saja. Lama-lama jadi keterusan juga. Dan
itu semua karena makan buah terlarang.
Kehidupan rumah tanggaku sebetulnya sangat
bahagia. Istriku cantik, seksi dan selalu
menggairahkan. Dari perkawinan kami kini telah
terlahir seorang anak laki-laki berusia delapan
tahun dan seorang anak cantik berusia tiga
tahun, aku cuma pegawai negeri yang kebetulan
punya kedudukan dan jabatan yang lumayan.
Tapi hampir saja biduk rumah tanggaku
dihantam badai. Dan memang semua ini bisa
terjadi karena keisenganku, bermain-main api
hingga hampir saja menghanguskan mahligai
rumah tanggaku yang damai. Aku sendiri tidak
menyangka kalau bisa menjadi keterusan begitu.
Awalnya aku cuma iseng-iseng main ke sebuah
klub karaoke. Tidak disangka di sana banyak juga
gadis-gadis cantik berusia remaja. Tingkah laku
mereka sangat menggoda. Dan mereka
memang sengaja datang ke sana untuk mencari
kesenangan. Tapi tidak sedikit yang sengaja
mencari laki-laki hidung belang.
Terus terang waktu itu aku sebenarnya tertarik
dengan salah seorang gadis di sana. Wajahnya
cantik, Tubuhnya juga padat dan sintal, kulitnya
kuning langsat. Dan aku memperkirakan
umurnya tidak lebih dari delapan belas tahun.
Aku ingin mendekatinya, tapi ada keraguan
dalam hati. Aku hanya memandanginya saja
sambil menikmati minuman ringan, dan
mendengarkan lagu-lagu yang dilantunkan
pengunjung secara bergantian.
Tapi sungguh tidak diduga sama sekali ternyata
gadis itu tahu kalau aku sejak tadi
memperhatikannya. Sambil tersenyum dia
menghampiriku, dan langsung saja duduk
disampingku. Bahkan tanpa malu-malu lagi
meletakkan tangannya di atas pahaku. Tentu saja
aku sangat terkejut dengan keberaniannya yang
kuanggap luar biasa ini.
“Sendirian aja nih…, Omm..”, sapanya dengan
senyuman menggoda.
“Eh, iya..”, sahutku agak tergagap.
“Perlu teman nggak..?” dia langsung
menawarkan diri.
Aku tidak bisa langsung menjawab. Sungguh
mati, aku benar-benar tidak tahu kalau gadis
muda belia ini sungguh pandai merayu.
Sehingga aku tidak sanggup lagi ketika dia minta
ditraktir minum. Meskipun baru beberapa saat
kenal, tapi sikapnya sudah begitu manja. Bahkan
seakan dia sudah lama mengenalku. Padahal
baru malam ini aku datang ke klub karaoke ini
dan bertemu dengannya.
Semula aku memang canggung, Tapi lama-
kelamaan jadi biasa juga. Bahkan aku mulai
berani meraba-raba dan meremas-remas
pahanya. Memang dia mengenakan rok yang
cukup pendek, sehingga sebagian pahanya jadi
terbuka.
Hampir tengah malam aku baru pulang.
Sebenarnya aku tidak biasa pulang sampai larut
malam begini. Tapi istriku tidak rewel dan tidak
banyak bertanya. Sepanjang malam aku tidak
bisa tidur. Wajah gadis itu masih terus
membayang di pelupuk mata. Senyumnya, dan
kemanjaannya membuatku jadi seperti kembali
ke masa remaja.
Esoknya Aku datang lagi ke klub karaoke itu, dan
ternyata gadis itu juga datang ke sana.
Pertemuan kedua ini sudah tidak membuatku
canggung lagi. Bahkan kini aku sudah berani
mencium pipinya. Malam itu akau benar-benar
lupa pada anak dan istri di rumah. Aku
bersenang-senang dengan gadis yang sebaya
dengan adikku. Kali ini aku justru pulang
menjelang subuh.
Mungkin karena istriku tidak pernah bertanya,
dan juga tidak rewel. Aku jadi keranjingan pergi
ke klub karaoke itu. Dan setiap kali datang, selalu
saja gadis itu yang menemaniku. Dia menyebut
namanya Reni. Entah benar atau tidak, aku
sendiri tidak peduli. Tapi malam itu tidak seperti
biasanya. Reni mengajakku keluar meninggalkan
klub karaoke. Aku menurut saja, dan berputar-
putar mengelilingi kota Jakarta dengan kijang
kreditan yang belum lunas.
Entah kenapa, tiba-tiba aku punya pikiran untuk
membawa gadis ini ke sebuah penginapan.
Sungguh aku tidak menyangka sama sekali
ternyata Reni tidak menolak ketika aku mampir di
halaman depan sebuah losmen. Dan dia juga
tidak menolak ketika aku membawanya masuk
ke sebuah kamar yang telah kupesan.
Jari-jariku langsung bergerak aktif menelusuri
setiap lekuk tubuhnya. Bahkan wajahnya dan
lehernya kuhujani dengan ciuman-ciuman yang
membangkitkan gairah. Aku mendengar dia
mendesah kecil dan merintih tertahan. Aku tahu
kalau Reni sudah mulai dihinggapi kobaran api
gairah asmara yang membara.
Perlahan aku membaringkan tubuhnya di atas
ranjang dan satu persatu aku melucuti pakaian
yang dikenakan Reni, hingga tanpa busana sama
sekali yang melekat di tubuh Reni yang padat
berisi. Reni mendesis dan merintih pelan saat
ujung lidahku yang basah dan hangat mulai
bermain dan menggelitik puting payudaranya.
Sekujur tubuhnya langsung bergetar hebat saat
ujung jariku mulai menyentuh bagian tubuhnya
yang paling rawan dan sensitif. Jari-jemariku
bermain-main dipinggiran daerah rawan itu. Tapi
itu sudah cukup membuat Reni menggelinjang
dan semakin bergairah.
Tergesa-gesa aku menanggalkan seluruh pakaian
yang kukenakan, dan menuntun tangan gadis itu
ke arah batang penisku. Entah kenapa, tiba-tiba
Reni menatap wajahku, saat jari-jari tangannya
menggenggam batang penis kebanggaanku ini,
Tapi hanya sebentar saja dia menggenggam
penisku dan kemudian melepaskannya. Bahkan
dia melipat pahanya yang indah untuk menutupi
keindahan pagar ayunya.
“Jangan, Omm…”, desah Reni tertahan, ketika
aku mencoba untuk membuka kembali lipatan
pahanya.
“Kenapa?” tanyaku sambil menciumi bagian
belakang telinganya.
“Aku…, hmm, aku…” Reni tidak bisa meneruskan
kata-katanya. Dia malah menggigit bahuku, tidak
sanggup untuk menahan gairah yang semakin
besar menguasai seluruh bagian tubuhnya. Saat
itu Reni kemudian tidak bisa lagi menolak dan
melawan gairahnya sendiri, sehingga sedikit
demi sedikit lipatan pahanya yang menutupi
vaginanya mulai sedikit terkuak, dan aku
kemudian merenggangkannya kedua belah
pahanya yang putih mulus itu sehingga aku bisa
dengan puas menikmati keindahan bentuk
vagina gadis muda ini yang mulai tampak
merekah.
Dan matanya langsung terpejam saat merasakan
sesuatu benda yang keras, panas dan
berdenyut-denyut mulai menyeruak memasuki
liang vaginanya yang mulai membasah. Dia
menggeliat-geliat sehingga membuat batang
penisku jadi sulit untuk menembus lubang
vaginanya. Tapi aku tidak kehilangan akal. Aku
memeluk tubuhnya dengan erat sehingga Reni
saat itu tidak bisa leluasa menggerak-gerakan lagi
tubuhnya. Saat itu juga aku menekan pinggulku
dengan kuat sekali agar seranganku tidak gagal
lagi.
Berhasil!, begitu kepala penisku memasuki liang
vagina Reni yang sempit, aku langsung
menghentakkan pinggulku ke depan sehingga
batang penisku melesak ke dalam liang vagina
Reni dengan seutuhnya, seketika itu juga Reni
memekik tertahan sambil menyembunyikan
wajahnya di bahuku, Seluruh urat-urat
syarafnya langsung mengejang kaku. Dan
keringat langsung bercucuran membasahi
tubuhnya. Saat itu aku juga sangat tersentak
kaget, aku merasakan bahwa batang penisku
seakan merobek sesuatu di dalam vagina Reni,
dan ini pernah kurasakan pula pada malam
pertamaku, saat aku mengambil kegadisan dari
istriku. Aku hampir tidak percaya bahwa malam
ini aku juga mengambil keperawanan dari gadis
yang begitu aku sukai ini. Dan aku seolah masih
tidak percaya bahwa Reni ternyata masih
perawan.
Aku bisa mengetahui ketika kuraba pada bagian
pangkal pahanya, terdapat cairan kental yang
hangat dan berwarna merah. Aku benar-benar
terkejut saat itu, dan tidak menyangka sama
sekali, Reni tidak pernah mengatakannya sejak
semula. Tapi itu semua sudah terjadi. Dan rasa
terkejutku seketika lenyap oleh desakan gairah
membara yang begitu berkobar-kobar.
Aku mulai menggerak-gerakan tubuhku, agar
penisku dapat bermain-main di dalam lubang
vagina Renny yang masih begitu rapat dan
kenyal, Sementara Reni sudah mulai tampak
tidak kesakitan dan sesekali tampak di wajahnya
dia sudah bisa mulai merasakan kenikmatan dari
gerakan-gerakan maju mundur penisku seakan
membawanya ke batas ujung dunia tak bertepi.
Malam itu juga Reni menyerahkan
keperawannya padaku tanpa ada unsur paksaan.
Meskipun dia kemudian menangis setelah
semuanya terjadi, Dan aku sendiri merasa
menyesal karena aku tidak mungkin
mengembalikan keperawanannya. Aku
memandangi bercak-bercak darah yang
mengotori sprei sambil memeluk tubuh Reni
yang masih polos dan sesekali masih terdengar
isak tangisnya.
“Maafkan aku, Reni. Aku tidak tahu kalau kamu
masih perawan. Seharusnya kamu bilang sejak
semula…”, kataku mencoba menghibur.
Reny hanya diam saja. Dia melepaskan
pelukanku dan turun dari pembaringan. Dia
melangkah gontai ke kamar mandi. Sebentar
saja sudah terdengar suara air yang
menghantam lantai di dalam kamar mandi.
Sedangkan aku masih duduk di ranjang ini,
bersandar pada kepala pembaringan.
Aku menunggu sampai Reni keluar dari kamar
mandi dengan tubuh terlilit handuk dan rambut
yang basah. Aku terus memandanginya dengan
berbagai perasaan berkecamuk di dalam dada.
Bagaimanapun aku sudah merenggut
kegadisannya. Dan itu terjadi tanpa dapat
dicegah kembali. Reni duduk disisi pembaringan
sambil mengeringkan rambutnya dengan
handuk lain.
Aku memeluk pinggangnya, dan menciumi
punggungnya yang putih dan halus. Reni
menggeliat sedikit, tapi tidak menolak ketika aku
membawanya kembali berbaring di atas
ranjang. Gairahku kembali bangkit saat handuk
yang melilit tubuhnya terlepas dan terbentang
pemandangan yang begitu menggairahkan
datang dari keindahan kedua belah payudaranya
yang kencang dan montok, serta keindahan dari
bulu-bulu halus tipis yang menghiasi di sekitar
vaginanya.
Dan secepat kilat aku kembali menghujani
tubuhnya dengan kecupan-kecupan yang
membangkitkan gairahnya. Reni merintih
tertahan, menahan gejolak gairahnya yang
mendadak saja terusik kembali.
“Pelan-pelan, Omm. Perih…”, rintih Reni
tertahan, saat aku mulai kembali mendobrak
benteng pagar ayunya untuk yang kedua
kalinya. Renny menyeringai dan merintih
tertahan sambil mengigit-gigit bibirnya sendiri,
saat aku sudah mulai menggerak-gerakan
pinggulku dengan irama yang tetap dan teratur.
Perlahan tapi pasti, Reni mulai mengimbangi
gerakan tubuhku. Sementara gerakan-gerakan
yang kulakukan semakin liar dan tak terkendali.
Beberapa kali Reni memekik tertahan dengan
tubuh terguncang dan menggeletar bagai
tersengat kenikmatan klimaks ribuan volt. Kali ini
Reni mencapai puncak orgasme yang mungkin
pertama kali baru dirasakannya. Tubuhnya
langsung lunglai di pembaringan, dan aku
merasakan denyutan-denyutan lembut dari
dalam vaginanya, merasakan kenikmatan
denyut-denyut vagina Reni, membuatku hilang
kontrol dan tidak mampu menahan lagi
permainan ini.. hingga akhirnya aku merasakan
kejatan-kejatan hebat disertai kenikmatan luar
biasa saat cairan spermaku muncrat
berhamburan di dalam liang vagina Renny.
Akupun akhirnya rebah tak bertenaga dan tidur
berpelukan dengan Reni malam itu.


Adult | GO HOME | Exit
1/1586
U-ON

inc Powered by Xtgem.com